Selasa, 13 Juni 2023
Sendiri
Malam
Wahai malam..
Izinkan aku tuk menumpahkan sedihku
Karena hanya kepadamu aku bisa bercerita
Aku tak punya teman yang bersedia mendengarkanku
Mohon biarkanlah aku menangis
Diantara gelap dan dinginnya anginmu
Agar terlepas semua beban didiriku
Yang semakin lama terlalu berat untukku
Aku ingin menangis, ingin berteriak
Aku lelah dengan semua keadaan ini
Ingin Diam tapi hati menjerit
Ingin kupendam tapi isi otak berantakan
Cape harus selalu pura-pura kuat
Aku juga butuh sandaran
Tapi aku tak tahu pada siapakah
Aku harus mengadu...
Karena nyatanya tidak ada yang peduli
Mereka hanya ingin dimengerti
Tapi tak mau mengerti
Hanya ingin di dengar
Tapi tak ingin mendengarkan
Malam.....
Hanya dirimulah
Yang mau mengerti
Dan mendengarkan
Rabu, 31 Mei 2023
Kau Tak Kan Pernah Tau
Kau tak pernah tau
Bagaimana ku yang bertaruh
Sendiri melewati sepi yang
Tiada bertepi
Kau tak pernah tau
Bagaimana aku yang selalu
Berjuang tuk diri sendiri tanpa
Adanya seorang yang menemani
Kau tak pernah tau
Bagaimana sulit nya aku tuk
Melawan getir nya takdirku
Sendiri
Dan kaupun tak akan pernah
Tau bagaimana ku menjalani
Kisah hidup ini saat semua
Yang terjadi harusku pendam
Sendiri
Kau tak pernah tau sakitnya
Menjalani kehampaan hari
Tanpa dirimu
Ataupun orang lain
kau tak akan pernah tau
Karna yang kau tau hanyalah
Sebaris kata yang
Berbalas tawa dialam
Fatamorgana
Yang seakan tiada beban
Dalam fikiran
dan andai kau
Tau pun kau tak akan mampu
Tuk bertahan dengan semua
Kamis, 04 Mei 2023
Percuma
Harus jadi apa aku agar bisa
memilikimu?
Jadi angin?
Percuma,
Tak bisa kamu lihat.
Jadi air?
Percuma,
Tak bisa kamu genggam.
Semuanya percuma.
Jadi apapun takkan mampu untuk
memiliki hatimu
Aku bukanlah arjuna bagimu.
Aku hanyalah orang yang mampu
mencintaimu dalam hati
Hanya bisa rindu namun dibatasi
oleh jarak dan waktu
Menjadi sosok nyata cukup
membatasiku untuk mencintaimu.
Dan kini aku hanya bisa diam
ditemani rindu yang murung di relung hati. Menumpahkannya lewat syair
untukmu."
Kamis, 20 April 2023
Eccedentesiast
Apa Itu Eccedentesiast?
Dijelaskan dalam e-Jurnal berjudul Gangguan Psikologi Eccedentesiast oleh Sheilla Sartika Salsabilla, eccedentesiast adalah orang yang menyembunyikan banyak hal di balik senyumannya. Pada umumnya, seseorang akan menyembunyikan rasa sedih, traumatis, dan depresi dengan menunjukkan senyum bahagia di depan orang lain.
Menurut Ine Indriani, M.Psi, selaku psikolog di Clinical Psychologist dan Brainspotting Trainer & Therapist RS Pantai Indah Kapuk, eccedentesiast bisa disebut juga sebagai fake smile atau senyum palsu. Jadi, orang-orang yang mengalami eccedentesiast berusaha terlihat baik-baik saja, padahal di balik itu ada suatu masalah yang dihadapinya.
"Intinya fake smile ya, ibaratnya senyum yang palsu. Ini dari kata Ecce bahasa latin yang berarti look at and dente teeth, ibaratnya look at the teeth. Jadi intinya adalah lihat nih mukanya senyum tapi sebenarnya di balik itu bukan kondisi yang sesungguhnya," kata Indri saat dihubungi detikcom, Senin (14/11/2022).
"Jadi, ada sesuatu di balik senyumnya dia untuk meyakinkan orang lain kalau dia itu happy, ya nggak apa-apa untuk orang lain tapi sebenarnya sesungguhnya nggak (untuk dirinya). Makanya disebut eccedentesiast," paparnya.
Menurut Indri, sebagian orang yang mengalami eccedentesiast sering kali menunjukkan kalau dirinya adalah orang yang kuat sekaligus berusaha menyenangkan orang lain. Namun, ada juga sejumlah orang yang berusaha menutupi kesedihannya dengan tersenyum di depan orang lain.
"Survive saja, oh dia senyum, oh dia untuk menyenangkan orang lain. Entah itu tujuannya untuk menyenangkan orang lain atau dia menyembunyikan yang sesungguhnya ada di dalam diri dia," ujar Indri.
Beberapa Gejala Eccedentesiast
Ada sejumlah gejala yang muncul ketika seseorang mengalami eccedentesiast. Indri mengatakan, salah satu gejala eccedentesiast yang dapat dilihat dengan mudah adalah menunjukkan senyum yang tidak tulus.
"Senyumnya kan nggak genuin (tulus), kalau orang sensitif kan kita tahu dia itu fake, bisa berasa. Ada hal yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata tapi kita bisa merasakan, karena kan ini energi ya 'oh dia senyum, dia oke' tapi kalau orang sensitif bisa lihat 'ini nggak, ini ada masalah' tapi kita nggak tahu apa," ungkapnya.
Tidak hanya itu, ada sejumlah gejala lain yang muncul ketika seseorang mengalami eccedentesiast. Simak selengkapnya di bawah ini:
1. Sering Menyendiri
Seseorang yang mengalami eccedentesiast sering kali menyendiri dan tidak mau berbaur dengan orang lain. Lantas, ketika ia menghadapi suatu masalah atau mengalami kejadian buruk, dirinya tidak terbuka dengan teman-teman di sekitarnya.
"Kemudian kita tahu tiba-tiba dia menyendiri, tiba-tiba nggak ada orang kelihatan sendiri, nggak mau dibantu atau ciri-ciri lainnya dia nggak terbuka sama seluruhnya tapi dia bisa jadi teman curhat," papar Indri kepada detikcom.
2. Tidak Suka Berbagi Cerita
Gejala lain dari seseorang yang mengalami eccedentesiast adalah tidak mau bercerita kepada orang lain. Ketika menghadapi suatu masalah, ia lebih memilih untuk menyimpan masalah tersebut di dalam diri, lalu bersikap seperti biasa saja di hadapan orang lain.
"Dia nggak terlalu suka cerita sama orang lain, kalau orang yang nggak terlalu sensitif nggak ngeh kalau dia fake (smile), kadang sesekali dia suka menyendiri atau melakukan sesuatu itu terlalu mandiri," imbuhnya.
3. Terlihat Bahagia, Padahal Tidak
Seseorang yang mengalami gejala eccedentesiast berusaha terlihat ceria di depan banyak orang. Padahal, di balik semua itu terpendam rasa sedih yang dapat menyayat hati, namun tidak bisa diungkapkan dan lebih memilih tersenyum.
"Orang yang eccedentesiast ini kan orang yang normal untuk jalanin (kehidupan sehari-hari. Tapi biasanya dia terlihat kayaknya kesannya tuh pertama ya, dia terlihat sering senyum yang berarti kelihatannya nggak ada beban, dia kelihatannya bahagia-bahagia saja kayaknya. Kalau ditanya dia bilang nggak ada masalah, baik-baik saja. Senyum tapi palsu," ucap Indri.
4. Berbicara Kepada Orang Tertentu Saja
Terkadang, seseorang yang mengalami gejala eccedentesiast lebih memilih bicara dengan orang tertentu saja, seperti keluarga atau teman terdekat. Jadi, tidak semua orang dapat mengetahui apa yang tengah dirasakan olehnya selama ini.
Penyebab Terjadinya Eccedentesiast
Ada sejumlah faktor yang menyebabkan seseorang mengalami eccedentesiast. Indri mengungkapkan, salah satu penyebab seseorang mengalami eccedentesiast karena ingin dianggap baik-baik saja, sehingga tidak mau menyulitkan orang lain.
"Nah yang bikin dia kayak gitu macem-macem ya, misalnya untuk menyenangkan orang lain sehingga dia dianggap baik-baik saja, tidak mau merepotkan orang lain," paparnya saat ditanya.
Selain itu, ada sejumlah penyebab lain seseorang dapat mengalami eccedentesiast. Biar nggak penasaran, simak penjelasan di bawah ini:
1. Ingin Menyembunyikan Perasaan
Seseorang yang mengalami eccedentesiast pada umumnya ingin menyembunyikan perasaan hatinya dari orang lain. Mungkin dalam suatu kondisi, ia baru saja mengalami hal buruk yang membuat perasaannya hancur, namun dirinya lebih memilih menyembunyikan hal tersebut dan seolah baik-baik saja.
"Atau dia ingin menyembunyikan perasaan yang sesungguhnya, jadi dia tidak mau mengungkapkan apa yang terjadi sama dia. Padahal sebenarnya di dalamnya itu sedih banget tapi dia tidak mengungkapkan itu ke orang lain," kata Indri.
2. Terlalu Tertutup dengan Orang Lain
Selain itu, penyebab seseorang mengalami eccedentesiast karena terlalu tertutup dengan orang lain. Pada akhirnya, orang-orang di sekitarnya tak tahu apa yang benar-benar dirasakan olehnya. Bahkan jika ia mulai terbuka dengan orang, pada umumnya hanya pada orang terdekat saja.
"Rata-rata orang kayak gini itu nggak terlalu terbuka tentang dirinya ke orang lain ya. Kalau pun terbuka biasanya sama orang-orang tertentu saja. Apa yang membuat dia kayak gitu salah satunya untuk survival mood, maksudnya untuk bertahan hidup, yaitu tidak mau merepotkan orang lain," jelasnya.
Tips Mencegah Terjadinya Eccedentesiast
Bagi detikers yang mengalami gejala eccedentesiast kini tak perlu khawatir lagi. Sebab, ada sejumlah tips yang cukup ampuh untuk mencegah terjadinya eccedentesiast di kemudian hari.
Menurut Indri, salah satu tips untuk mencegah eccedentesiast adalah mulai memperhatikan diri sendiri. Coba tanyakan pada diri kamu, apakah selama ini sudah cukup tegas dalam mengambil keputusan? Berani mengungkapkan pendapat kepada orang lain?
Lalu, cari tahu juga apakah senyum yang terpancar dari diri detikers adalah senyum yang tulus atau fake smile? Kalau kamu sadar bahwa selama ini kamu sering menunjukkan senyum palsu, tanyakan pada diri sendiri kenapa hal tersebut selalu terjadi? Apakah ada luka di masa lalu yang membuat kamu lebih nyaman menampilkan fake smile di depan orang lain?
"Kalau sudah tahu just be connect dengan apa penyebabnya, just be aware dan kemudian coba untuk diproses. Kalau sekarang kan banyak yang namanya self healing atau journaling atau apapun teknik yang bisa membantu untuk connect."
"Karena yang paling utama, terutama ada orang yang melakukan ini tapi nggak aware. Apakah saya begini atau nggak? Lalu kalau iya kira-kira apa yang membuat saya seperti ini? Penyebabnya bisa macam-macam," jelasnya.
Setelah bertanya-tanya pada diri sendiri dan tahu letak masalahnya, kini coba detikers mulai serius untuk berubah ke arah yang lebih baik. Indri menyarankan, bagi kamu yang mengalami eccedentesiast sebaiknya jujur terhadap diri sendiri, secara perlahan kamu akan terbiasa jujur dan tidak menyembunyikan perasaan di dalam hati.
"Lalu kemudian latihan untuk asertif, untuk apa adanya. Kalau ternyata itu sudah parah banget dan mengganggu sebenarnya tapi nggak tahu caranya gimana ya datanglah ke profesional, bukan berarti harus selalu udah parah banget kemudian datang ke profesional, tapi kan mencegah untuk menjadi lebih buruk kan lebih baik. Kita coba untuk memproses itu," ujar Indri.
Apakah Eccedentesiast Termasuk Penyakit?
Mungkin sebagian dari detikers ada yang bertanya-tanya, apakah eccedentesiast termasuk penyakit? Indri memaparkan, eccedentesiast tak bisa disebut secara mentah-mentah sebagai penyakit, jadi harus mengacu pada disorder DSM 5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders) atau ICD 11 (International Classification of Diseases).
"Jadi gini, sedih itu kan bukan penyakit dong, kita semua bisa sedih ya. Terus kemudian mengeluh apakah itu penyakit? Kan belum tentu orang yang mengeluh itu disorder. Bisa jadi itu sesuatu yang menjadi habit yang mengcovering atau menutupi perasaan dia," pungkasnya.
Nah itu dia detikers penjelasan mengenai eccedentesiast beserta gejala, penyebab, dan tips untuk mencegahnya. Semoga artikel ini dapat membantu detikers, khususnya bagi kamu yang merasakan eccedentesiast dan membutuhkan bantuan pertolongan.
Sumber : https://www.detik.com/bali/berita/d-6407864/eccedentesiast-adalah-gejala-penyebab-hingga-dampaknya
Kamis, 02 Maret 2023
Tak Mampu
Inginku menyapa....
Namun kutak mampu untuk bersuara
Inginku menulis kata....
Apalah daya....penaku kehabisan tinta
Inginku menggapai bayang....
Sayang....tanganku tak sampai untuk merengkuhnya
Inginku melupakan semua kenangan....
Namun ingatanku selalu tentang dirinya....
Kini kuhanya bisa mendekap lara
Diantara bayang bayang cinta yang belum sirna....
Diantara Janji bersama selamanya
Entah
Disini,... Ku berdiri...,
Berpijak di antara rasa sakitku
Saat raga ini tak lagi mampu bertahan
Tetap ku coba kuatkan hati
Ku pejamkan mata...,
Ku ingat semua masa-masa indah
Saat bersama mu
Agar ku tak merasakan sakit ini
Meski kini tersisa luka
Luka tanpa goresan
Luka yg tak terlihat
Tapi sakitnya terasa menyiksa.
Menghapus kenangan...,
Menghapus tentangmu yg terlanjur melekat
Begitu sulit untukku menjauh
Menyingkirkan tentang mu dari fikiranku
Untukmu...
Tentang kisah kita
Rasa dan rindu ini takkan bisa berhenti
Tetap melekat mengukir harap
Entahlah...
Mencintaimu bagiku sakit
Tapi melupakanmu pun sulit
Membuatku semakin merindumu.
Berfikir.....
Terus berfikir,
Entah akan berakhir seperti apa
Kisah ini...dan berakhir di mana?