This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 20 April 2023

Eccedentesiast

 Apa Itu Eccedentesiast?



Dijelaskan dalam e-Jurnal berjudul Gangguan Psikologi Eccedentesiast oleh Sheilla Sartika Salsabilla, eccedentesiast adalah orang yang menyembunyikan banyak hal di balik senyumannya. Pada umumnya, seseorang akan menyembunyikan rasa sedih, traumatis, dan depresi dengan menunjukkan senyum bahagia di depan orang lain.

Menurut Ine Indriani, M.Psi, selaku psikolog di Clinical Psychologist dan Brainspotting Trainer & Therapist RS Pantai Indah Kapuk, eccedentesiast bisa disebut juga sebagai fake smile atau senyum palsu. Jadi, orang-orang yang mengalami eccedentesiast berusaha terlihat baik-baik saja, padahal di balik itu ada suatu masalah yang dihadapinya.

"Intinya fake smile ya, ibaratnya senyum yang palsu. Ini dari kata Ecce bahasa latin yang berarti look at and dente teeth, ibaratnya look at the teeth. Jadi intinya adalah lihat nih mukanya senyum tapi sebenarnya di balik itu bukan kondisi yang sesungguhnya," kata Indri saat dihubungi detikcom, Senin (14/11/2022).

"Jadi, ada sesuatu di balik senyumnya dia untuk meyakinkan orang lain kalau dia itu happy, ya nggak apa-apa untuk orang lain tapi sebenarnya sesungguhnya nggak (untuk dirinya). Makanya disebut eccedentesiast," paparnya.

Menurut Indri, sebagian orang yang mengalami eccedentesiast sering kali menunjukkan kalau dirinya adalah orang yang kuat sekaligus berusaha menyenangkan orang lain. Namun, ada juga sejumlah orang yang berusaha menutupi kesedihannya dengan tersenyum di depan orang lain.

"Survive saja, oh dia senyum, oh dia untuk menyenangkan orang lain. Entah itu tujuannya untuk menyenangkan orang lain atau dia menyembunyikan yang sesungguhnya ada di dalam diri dia," ujar Indri.

Beberapa Gejala Eccedentesiast
Ada sejumlah gejala yang muncul ketika seseorang mengalami eccedentesiast. Indri mengatakan, salah satu gejala eccedentesiast yang dapat dilihat dengan mudah adalah menunjukkan senyum yang tidak tulus.

"Senyumnya kan nggak genuin (tulus), kalau orang sensitif kan kita tahu dia itu fake, bisa berasa. Ada hal yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata tapi kita bisa merasakan, karena kan ini energi ya 'oh dia senyum, dia oke' tapi kalau orang sensitif bisa lihat 'ini nggak, ini ada masalah' tapi kita nggak tahu apa," ungkapnya.

Tidak hanya itu, ada sejumlah gejala lain yang muncul ketika seseorang mengalami eccedentesiast. Simak selengkapnya di bawah ini:

1. Sering Menyendiri
Seseorang yang mengalami eccedentesiast sering kali menyendiri dan tidak mau berbaur dengan orang lain. Lantas, ketika ia menghadapi suatu masalah atau mengalami kejadian buruk, dirinya tidak terbuka dengan teman-teman di sekitarnya.

"Kemudian kita tahu tiba-tiba dia menyendiri, tiba-tiba nggak ada orang kelihatan sendiri, nggak mau dibantu atau ciri-ciri lainnya dia nggak terbuka sama seluruhnya tapi dia bisa jadi teman curhat," papar Indri kepada detikcom.

2. Tidak Suka Berbagi Cerita
Gejala lain dari seseorang yang mengalami eccedentesiast adalah tidak mau bercerita kepada orang lain. Ketika menghadapi suatu masalah, ia lebih memilih untuk menyimpan masalah tersebut di dalam diri, lalu bersikap seperti biasa saja di hadapan orang lain.

"Dia nggak terlalu suka cerita sama orang lain, kalau orang yang nggak terlalu sensitif nggak ngeh kalau dia fake (smile), kadang sesekali dia suka menyendiri atau melakukan sesuatu itu terlalu mandiri," imbuhnya.

3. Terlihat Bahagia, Padahal Tidak
Seseorang yang mengalami gejala eccedentesiast berusaha terlihat ceria di depan banyak orang. Padahal, di balik semua itu terpendam rasa sedih yang dapat menyayat hati, namun tidak bisa diungkapkan dan lebih memilih tersenyum.

"Orang yang eccedentesiast ini kan orang yang normal untuk jalanin (kehidupan sehari-hari. Tapi biasanya dia terlihat kayaknya kesannya tuh pertama ya, dia terlihat sering senyum yang berarti kelihatannya nggak ada beban, dia kelihatannya bahagia-bahagia saja kayaknya. Kalau ditanya dia bilang nggak ada masalah, baik-baik saja. Senyum tapi palsu," ucap Indri.

4. Berbicara Kepada Orang Tertentu Saja
Terkadang, seseorang yang mengalami gejala eccedentesiast lebih memilih bicara dengan orang tertentu saja, seperti keluarga atau teman terdekat. Jadi, tidak semua orang dapat mengetahui apa yang tengah dirasakan olehnya selama ini.

Penyebab Terjadinya Eccedentesiast
Ada sejumlah faktor yang menyebabkan seseorang mengalami eccedentesiast. Indri mengungkapkan, salah satu penyebab seseorang mengalami eccedentesiast karena ingin dianggap baik-baik saja, sehingga tidak mau menyulitkan orang lain.

"Nah yang bikin dia kayak gitu macem-macem ya, misalnya untuk menyenangkan orang lain sehingga dia dianggap baik-baik saja, tidak mau merepotkan orang lain," paparnya saat ditanya.

Selain itu, ada sejumlah penyebab lain seseorang dapat mengalami eccedentesiast. Biar nggak penasaran, simak penjelasan di bawah ini:

1. Ingin Menyembunyikan Perasaan
Seseorang yang mengalami eccedentesiast pada umumnya ingin menyembunyikan perasaan hatinya dari orang lain. Mungkin dalam suatu kondisi, ia baru saja mengalami hal buruk yang membuat perasaannya hancur, namun dirinya lebih memilih menyembunyikan hal tersebut dan seolah baik-baik saja.

"Atau dia ingin menyembunyikan perasaan yang sesungguhnya, jadi dia tidak mau mengungkapkan apa yang terjadi sama dia. Padahal sebenarnya di dalamnya itu sedih banget tapi dia tidak mengungkapkan itu ke orang lain," kata Indri.

2. Terlalu Tertutup dengan Orang Lain

Selain itu, penyebab seseorang mengalami eccedentesiast karena terlalu tertutup dengan orang lain. Pada akhirnya, orang-orang di sekitarnya tak tahu apa yang benar-benar dirasakan olehnya. Bahkan jika ia mulai terbuka dengan orang, pada umumnya hanya pada orang terdekat saja.

"Rata-rata orang kayak gini itu nggak terlalu terbuka tentang dirinya ke orang lain ya. Kalau pun terbuka biasanya sama orang-orang tertentu saja. Apa yang membuat dia kayak gitu salah satunya untuk survival mood, maksudnya untuk bertahan hidup, yaitu tidak mau merepotkan orang lain," jelasnya.

Tips Mencegah Terjadinya Eccedentesiast
Bagi detikers yang mengalami gejala eccedentesiast kini tak perlu khawatir lagi. Sebab, ada sejumlah tips yang cukup ampuh untuk mencegah terjadinya eccedentesiast di kemudian hari.

Menurut Indri, salah satu tips untuk mencegah eccedentesiast adalah mulai memperhatikan diri sendiri. Coba tanyakan pada diri kamu, apakah selama ini sudah cukup tegas dalam mengambil keputusan? Berani mengungkapkan pendapat kepada orang lain?

Lalu, cari tahu juga apakah senyum yang terpancar dari diri detikers adalah senyum yang tulus atau fake smile? Kalau kamu sadar bahwa selama ini kamu sering menunjukkan senyum palsu, tanyakan pada diri sendiri kenapa hal tersebut selalu terjadi? Apakah ada luka di masa lalu yang membuat kamu lebih nyaman menampilkan fake smile di depan orang lain?

"Kalau sudah tahu just be connect dengan apa penyebabnya, just be aware dan kemudian coba untuk diproses. Kalau sekarang kan banyak yang namanya self healing atau journaling atau apapun teknik yang bisa membantu untuk connect."

"Karena yang paling utama, terutama ada orang yang melakukan ini tapi nggak aware. Apakah saya begini atau nggak? Lalu kalau iya kira-kira apa yang membuat saya seperti ini? Penyebabnya bisa macam-macam," jelasnya.

Setelah bertanya-tanya pada diri sendiri dan tahu letak masalahnya, kini coba detikers mulai serius untuk berubah ke arah yang lebih baik. Indri menyarankan, bagi kamu yang mengalami eccedentesiast sebaiknya jujur terhadap diri sendiri, secara perlahan kamu akan terbiasa jujur dan tidak menyembunyikan perasaan di dalam hati.

"Lalu kemudian latihan untuk asertif, untuk apa adanya. Kalau ternyata itu sudah parah banget dan mengganggu sebenarnya tapi nggak tahu caranya gimana ya datanglah ke profesional, bukan berarti harus selalu udah parah banget kemudian datang ke profesional, tapi kan mencegah untuk menjadi lebih buruk kan lebih baik. Kita coba untuk memproses itu," ujar Indri.

Apakah Eccedentesiast Termasuk Penyakit?
Mungkin sebagian dari detikers ada yang bertanya-tanya, apakah eccedentesiast termasuk penyakit? Indri memaparkan, eccedentesiast tak bisa disebut secara mentah-mentah sebagai penyakit, jadi harus mengacu pada disorder DSM 5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders) atau ICD 11 (International Classification of Diseases).

"Jadi gini, sedih itu kan bukan penyakit dong, kita semua bisa sedih ya. Terus kemudian mengeluh apakah itu penyakit? Kan belum tentu orang yang mengeluh itu disorder. Bisa jadi itu sesuatu yang menjadi habit yang mengcovering atau menutupi perasaan dia," pungkasnya.

Nah itu dia detikers penjelasan mengenai eccedentesiast beserta gejala, penyebab, dan tips untuk mencegahnya. Semoga artikel ini dapat membantu detikers, khususnya bagi kamu yang merasakan eccedentesiast dan membutuhkan bantuan pertolongan.


Sumber : https://www.detik.com/bali/berita/d-6407864/eccedentesiast-adalah-gejala-penyebab-hingga-dampaknya

Kamis, 02 Maret 2023

Tak Mampu



Inginku menyapa....

Namun kutak mampu untuk bersuara

Inginku menulis kata....

Apalah daya....penaku kehabisan tinta

Inginku menggapai bayang....

Sayang....tanganku tak sampai untuk merengkuhnya

Inginku melupakan semua kenangan....

Namun ingatanku selalu tentang dirinya....

Kini kuhanya bisa mendekap lara

Diantara bayang bayang cinta yang belum sirna....

Diantara Janji bersama selamanya



Entah



Disini,... Ku berdiri...,

Berpijak di antara rasa sakitku

Saat raga ini tak lagi mampu bertahan

Tetap ku coba kuatkan hati


Ku pejamkan mata...,

Ku ingat semua masa-masa indah

Saat bersama mu

Agar ku tak merasakan sakit ini


Meski kini tersisa luka

Luka tanpa goresan

Luka yg tak terlihat

Tapi sakitnya terasa menyiksa.


Menghapus kenangan...,

Menghapus tentangmu yg terlanjur melekat

Begitu sulit untukku menjauh 

Menyingkirkan tentang mu dari fikiranku


Untukmu...

Tentang kisah kita

Rasa dan rindu ini takkan bisa berhenti

Tetap melekat mengukir harap 


Entahlah...

Mencintaimu bagiku sakit

Tapi melupakanmu pun sulit

Membuatku semakin merindumu.


Berfikir.....

Terus berfikir,

Entah akan berakhir seperti apa

Kisah ini...dan berakhir di mana?

Selasa, 22 November 2022

Wanita Sederhana



Hey kamu, Wanita yang menyapa hatiku secara sederhana

Namun pergi meninggalkan luka yang sulit untuk dibilang sederhana

Ingatlah ini, aku memilih pergi menjauh bukan untuk menyerah 

Bukan untuk sebuah kata rela



Aku pergi karena aku sudah tak kau hargai

Padahal masalahnya begitu sederhana

Kita hanya tidak lagi berada di frekuensi yang sama

Walau bukan sepenuhnya salahku jika aku meminta cinta dan memintal asa



Dari semua yang pernah hadir, hanya dirimu yang memberi romansa

Sosokmulah yang paling aku inginkan untuk menua bersama

Namun sayangnya takdir kurang baik menyapa

Kebersamaan kita ternyata tidak mampu menumbuhkan cinta abadi di hati 



Sekalipun aku terus berusaha

Tapi rupanya aku terus dipaksa mengalah dan menerima

Bahwa sudah tidak ada lagi rasa dan hasrat yang sama

Meski kuakui bukan sepenuhnya salahmu juga jika aku terluka berdarah



Andai saja tidak pernah ada harap yang kau sebar antara kita

Takkan ada luka yang kau gores di hati

Kau Wanita indah yang datang menwarkan akhir bahagia 

Tapi pergi meninggalkan sejuta luka



Kau wanita sederhana yang memberikan kenyamanan

membuat ku dapat manja saat bersama mu

Terimakasih ya.........Sudah dapat membuatku Manja

yang sejak kecil tak pernah ku dapat kan

Kesendirian



Jika hatimu terasa gundah

Berbaringlah dalam kesunyianmu

Jika hatimu tak lekas cerah

Pejamkan matamu dan tidurlah



Bermimpilah......

Karena hanya itu yang kau bisa

Tak ada teman, Tak ada kawan

Tak ada pula cerita



Kisah Lama seakan terulang

Menyisakan secerca kisah yang seakan usang

Tersenyumlah. Tertawalah

Bahkan menangislah agar hatimu Lega



Bertemanlah dengan kesendirian

Karena dia akan mengajarkanmu arti sepi

Sendiri bukanlah akhir hidup

Tapi awal kau menapak tebing hidup



Tak perlu kau minta Seseorang tuk bertahan

Sekuat apapun takkan dapat kau genggam

Biarkanlah jika memang dia mau pergi

Pertahankan yang tetap bertahan denganmu



Yang lalu biarlah berlalu

Yang sudah biarkan terlewat

Walau menyisakan segores luka

biarkanlah sembuh seiring berjalannya waktu



Tetap tersenyum walau hatimu menangis

Tetap tertawa walau ribuan luka di hati






Sabtu, 17 September 2022

Mengenal Tipe Kepribadian Introvert Lebih Dalam

Mengenal Tipe Kepribadian Introvert Lebih Dalam

Selain ekstrovert, introvert merupakan salah satu dari tipe kepribadian. Mereka yang termasuk ke dalam kepribadian introversion adalah orang yang cenderung fokus kepada pikiran, perasaan, dan suasana hati yang berasal dari dalam diri sendiri alias internal. Hal ini berbeda dengan para ekstrovert yang lebih suka mencari stimulai perasaan yang datangnya dari luar dirinya. Yuk, cari tahu lebih dalam lagi tentang kepribadian introvert!

Apa itu introvert?

mencintai diri sendiri

Introvert adalah sebuah tipe kepribadian yang sering disalahartikan sebagai pemalu. Padahal, introvert dan pemalu tidaklah sama. Seseorang yang pemalu cenderung merasa khawatir atau tidak nyaman saat berada dalam situasi sosial tertentu, khususnya jika harus berinteraksi dengan orang yang tidak dikenalnya.

Bahkan, pemalu merupakan salah satu gangguan mental yang termasuk ke dalam gangguan kecemasan sosial meski masing tergolong ringan. Sementara itu, seorang introvert lebih suka menyendiri untuk mengumpulkan energinya. Namun, para introvert sebenarnya tidak ada masalah jika harus berada di dalam situasi sosial.

Introvert adalah tipe kepribadian yang bertolak belakang dengan ekstrovert. Akan tetapi, sebenarnya, setiap orang memiliki elemen introvert dan ekstrovert di dalam diri masing-masing. Perbedaannya, ada yang lebih didominasi oleh kepribadian introvert, dan begitu pula sebaliknya, ada yang lebih didominasi dengan karakteristrik ekstrovert.

Mengetahui apakah diri Anda termasuk introvert maupun ekstrovert bisa dibilang cukup penting. Pasalnya, selain bisa lebih mengenal diri sendiri, Anda bisa lebih efektif dalam mendapatkan dan memusatkan energi dengan cara yang tepat.

Ciri-ciri orang introvert

sering bicara sendiri, normal atau tidak?

Untuk mengetahui apakah Anda termasuk introvert, pahami beberapa ciri-cirinya berikut ini.

1. Energi bisa terkuras saat menghabiskan waktu dengan banyak orang

Para introvert tidak memiliki masalah jika harus berinteraksi dalam situasi sosial. Hanya saja, jika terlalu lama menghabiskan waktu dengan orang lain, energinya akan mudah terkuras habis. Apalagi jika ia harus berinteraksi dengan banyak orang dalam satu waktu.

Hal ini tentu berbeda dengan para ekstrovert yang justru mendapatkan energi saat bertemu dengan banyak orang. Oleh sebab itu, untuk mengembalikan energinya, para introvert akan menghabiskan waktu sendiri setelah bertemu dengan banyak orang.

2. Senang menghabiskan waktu sendiri

Mungkin sebagian orang mengira bahwa orang yang suka menyendiri berarti memiliki kepribadian yang tidak menyenangkan. Sebagai contoh, pemurung, sering bersedih, dan sebagainya. Padahal, bagi orang introvert, kebahagiaannya justru didapatkan saat ia bisa menghabiskan waktu sendiri.

Jika Anda seorang introvert, menghabiskan waktu untuk melakukan hal yang disukai seorang diri adalah waktu yang paling menyenangkan. Hal ini juga dapat membantu Anda “mengisi ulang” energi positif. Namun, bukan berarti introvert akan menyendiri 24 jam dalam sehari.

Sebagai seorang introvert, Anda juga senang menghabiskan waktu untuk berinteraksi dengan orang-orang terdekat, seperti teman dan keluarga.

3. Teman sedikit, tapi berkualitas

Orang sering menyalahartikan bahwa para introvert tidak suka bergaul, sehingga tidak memiliki teman dekat. Tentu saja anggapan itu tidak benar, karena saat memiliki kepribadian introversion, Anda tetap saja suka berinteraksi dengan orang lain dan memiliki teman dekat.

Meski begitu, jumlah teman Anda mungkin tidak sebanyak yang dimiliki oleh para ekstrovert. Namun, pertemanan yang dimiliki oleh para introvert sangat berkualitas. Pasalnya, meski hanya memiliki satu dua orang teman dekat, orang dengan kepribadian ini akan menjaga dan merawat pertemanannya dengan baik.

4. Lebih mudah terdistraksi

Mengingat para introvert lebih suka menghabiskan waktu sendiri, orang dengan kepribadian ini sering kali kewalahan jika harus berada di keramaian dan bertemu dengan banyak orang. Tak heran, mereka sering mudah terdistraksi.

Hal ini membuatnya sangat sulit untuk fokus dan berkonsentrasi saat harus melakukan sesuatu. Maka itu, jika merasa harus fokus, orang dengan kepribadian ini lebih senang jika bisa berada di tempat yang sepi dan tenang tanpa gangguan.

5. Lebih sadar akan dirinya sendiri

Mengingat bahwa para introvert lebih banyak mendapatkan energi saat sedang sendiri, mereka memiliki kecenderungan lebih sadar atau paham mengenai dirinya sendiri. Pasalnya, para introvert sering menyelami pikiran dan perasaannya, sehingga bisa lebih banyak belajar mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan dirinya.

Sebagai contoh, para introvert senang jika bisa mencoba berbagai hobi untuk mengetahui mana yang lebih disukainya. Selain itu, mereka juga senang memikirkan hidup yang sedang dan akan dijalani. Ada pula yang senang membaca buku-buku dan menonton film yang berkaitan atau terasa dekat untuk refleksi diri.

6. Belajar dengan cara observasi

Jika para ekstrovert lebih suka belajar sambil praktek langsung, para introvert lebih suka melakukan observasi terlebih dahulu. Oleh karenanya, sebelum melakukan sesuatu, mereka cenderung mempelajari dulu sebelum mempraktekkannya secara langsung.

Bahkan, tak jarang mereka melihat orang lain melakukannya hingga berulang kali sampai merasa yakin untuk bisa meniru atau melakukannya sendiri. Jika harus latihan, para introvert lebih suka melakukannya di tempat yang tidak diketahui banyak orang.

Bagaimana cara mengetahui seseorang memiliki kepribadian introvert?

Seperti yang telah disebutkan, masing-masing orang sebenarnya memiliki elemen kepribadian introvert maupun ekstrovert. Hanya saja, ada yang lebih mendominasi, sehingga introvert adalah seseorang yang lebih didominasi oleh elemen dari kepribadian introversion.

Lalu, bagaimana cara mengetahui atau mendiagnosis karakter tersebut? Ada beberapa tes kepribadian yang bisa diambil untuk mengukur elemen yang lebih dominan dalam diri seseorang. Beberapa di antaranya adalah:

Meski begitu, para ahli profesional lebih percaya bahwa seseorang memiliki kepribadian yang didominasi oleh introvert atau ekstrovert melalui observasi langsung pada masing-masing individu. Pasalnya, elemen-elemen kepribadian yang lebih menonjol dari diri seseorang biasanya sangat tergantung pada konteks.

Masalahnya, tes-tes kepribadian masih banyak yang belum mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan, tingkat stres, dan berbagai faktor lain yang dapat membantu hasil dari penilaian dalam tes kepribadian lebih akurat.

Mitos yang sering beredar mengenai kepribadian introvert

perbedaan introvert dan pemalu

Kepribadian introvert dan ekstrovert sering kali menjadi topik pembicaraan yang hangat. Sayangnya, tidak jarang berbagai mitos beredar mengenai para introvert yang sebenarnya tidak terbukti, contohnya:

1. Para introvert susah menjadi pemimpin

Banyak yang menganggap bahwa orang dengan kepribadian introvert susah untuk menjadi seorang pemimpin. Padahal, hal ini tidak terbukti benar, karena sebuah penelitian yang dimuat pada Academy of Management pada tahun 2012 menyatakan bahwa introvert dan ekstrovert sama-sama bisa menjadi pemimpin yang baik.

Jika para ekstrovert bisa menjadi pemimpin yang baik dengan cara menggali potensi dari anggota tim yang lebih pasif. Sementara itu, para introvert bisa menjadi pemimpin yang baik dengan mendengarkan masukan dari setiap anggota tim untuk mendapatkan hasil terbaik.

Kemampuan sosial dan kepribadian introversion sebenarnya memang tidak saling berkaitan. Apalagi dalam hal kepemimpinan, karena seorang introvert bisa memberikan kontribusi terhadap kesuksesan dengan ketelitian dan keteraturan yang dimilikinya.

Ya, biasanya, para introvert memang cenderung lebih teliti dan teratur dalam melakukan penelitian, membaca, merencanakan sesuatu, dan pekerjaan lain yang memang membutuhkan konsentrasi dan ketenangan.

2. Kepribadian introvert bisa disembuhkan atau diubah

Seseorang yang memiliki kepribadian introvert sering kali dianggap memiliki gangguan mental, sehingga tidak sedikit yang menganggapnya sebagai hal yang negatif. Padahal, tidak ada yang salah dengan kepribadian ini.

Ya, introversion bukanlah sebuah gangguan mental atau penyakit. Introversion hanyalah sebuah tipe kepribadian yang bertolak belakang dari extroversion atau kepribadian ekstrovert. Hanya saja, orang dengan kepribadian ekstrovert seringnya tidak bisa memahami karakteristik para introvert.

Tak heran jika segala tindak-tanduk Anda sebagai seorang introvert mungkin sering disalahpahami. Hal ini bisa membuat para introvert mendapatkan kesulitan saat berada di sekolah maupun di tempat kerja. Pasalnya, tak jarang mereka dikritik agar lebih aktif, lebih banyak bicara, atau lebih sering bergaul dengan teman sebayanya.

Masalahnya, introvert tidak sama dengan pemalu atau antisosial. Orang dengan kepribadian ini oversensitif terhadap dopamine. Artinya, saat terlalu banyak menerima rangsangan dari luar, seperti bersosialisasi dengan banyak orang dalam waktu bersamaan, energi fisik dan mentalnya akan terkuras.

3. Orang introvert adalah orang yang sombong dan antisosial

Ini adalah pernyataan yang tidak benar. Perlu Anda ketahui bahwa orang introvert tidak merasa harus berbicara jika memang tidak perlu. Terkadang, orang dengan kepribadian ini lebih suka memerhatikan orang-orang di sekitarnya atau tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Hanya saja, orang lain yang tidak paham dengan kepribadian introversion mengartikan sikap tersebut sebagai sikap yang sombong. Padahal, menurut orang introvert, aksi observasi dan memperhatikan orang-orang ini adalah hal yang menyenangkan.

Orang introvert cenderung memilih untuk berinteraksi tatap muka dengan satu orang saja di satu waktu. Bukannya sombong atau dingin, introvert pada umumnya menyukai orang lain, tapi lebih menghargai waktu kebersamaan, dan mementingkan kualitas daripada kuantitas hubungan.

Bagaimana cara menghadapi kepribadian tipe ini?

pasangan butuh sendiri

Jika mengenal seseorang dengan kepribadian ini, Anda mungkin kebingungan bagaimana cara bersikap atau menanggapi agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. Jangan khawatir, ada beberapa tips yang bisa Anda coba untuk berinteraksi dengan para introvert, seperti berikut ini.

1. Pahami apa yang dimaksud dengan introversion

Hal pertama yang bisa Anda lakukan adalah memahami lebih dalam mengenai tipe kepribadian ini. Dengan begini, Anda bisa mengetahui kemungkinan yang dapat terjadi, termasuk tantangan yang mungkin muncul di kemudian hari saat harus berinteraksi dengan orang dengan kepribadian introversion.

Masalahnya, jika tidak memahami bagaimana orang dengan kepribadian ini bersikap, menjalani hari-harinya, dan kebiasaan-kebiasaan apa yang mungkin ia lakukan, Anda mungkin mengira orang tersebut mengalami depresi.

Padahal, ini hanya karakter dari kepribadian dan cara memahaminya saja yang berbeda. Oleh sebab itu, Anda jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan. Yang perlu Anda pahami adalah introversion merupakan suatu tipe kepribadian dan bukan sebuah penyakit yang perlu perhatian khusus.

2. Jangan paksa untuk mengubah kepribadiannya

Karena sering disalahartikan sebagai pemalu dan penyendiri, orang introvert terkadang dianggap sebagai orang yang memiliki masalah dengan kesehatan mentalnya. Jika orang dengan kepribadian ini memilih untuk menyendiri di kamar atau lebih asik sendiri dengan hal yang sedang ia lakukan, biarkan ia untuk melakukan hal tersebut.

Mengapa demikian? Pasalnya, orang dengan kepribadian ini justru merasa paling nyaman dengan dirinya saat bisa melakukan berbagai kesibukannya sendiri. Jangan lupa, orang introvert butuh waktu sendiri untuk mencerna kejadian-kejadian baru yang dialaminya.

Hindari juga memaksa orang yang memiliki kepribadian introversion untuk mengubah kepribadian dengan bersosialisasi, terutama jika berada di lingkungan baru. Biarkan ia mengamati dulu sejenak sebelum ikut bergabung dan berinteraksi dengan orang baru.

3. Bantu orang dengan kepribadian ini merasa nyaman

Jika Anda memiliki anggota keluarga dengan kepribadian introversion atau dekat dengan orang yang memiliki kepribadian ini, cobalah untuk membantunya merasa lebih nyaman. Sebagai contoh, jika membagi tugas di rumah, berikanlah ia tugas yang membuatnya bisa bekerja secara individu, seperti mencuci piring atau memotong rumput.

Selain itu, meski orang dengan kepribadian ini bukan berarti tidak suka bersosialisasi, tapi mereka memang lebih mudah lelah jika harus berinteraksi dengan banyak orang. Maka itu, berikanlah ia waktu beristirahat dan menyendiri di kamar jika Anda tahu bahwa ia baru “menghabiskan” energinya dalam kegiatan sosial.

Beri ia ruang dan waktu untuk mengisi ulang energi dalam kesendiriannya. Dengan memahami kebutuhan dan kondisinya, orang introvert akan lebih merasa dihargai dan dimengerti.



Sumber : https://hellosehat.com/mental/introvert/

Rabu, 14 September 2022

AKU DAN DIA




Aku dan dia adalah 2 Orang

Yang Sama-sama keras Kepala Dan Egois

Yang Sama-sama selalu membesar-besarkan 

Suatu masalah sepele.


Suatu masalah yang seharusnya

Dapat mendewasakan kita berdua

Namun akan menjadi suatu masalah

Yang berkepanjangan.


Dia beranggap aku yang menyakiti

Aku pun beranggapan dia yang menyakiti

Saling menyalahkan

Lalu Siapa yang salah?????


Yang salah adalah ego kami masing-masing

Sama-sama merasa paling benar

Tak ada Solusi, tak ada penyelesaian

Yang ada hanya saling mendiamkan.


Yang menjadikan kami 2 orang asing

Tanpa tegur sapa tanpa komunikasi

Untuk waktu yang cukup lama

Yah.....Seperti itu lah


Entah.......

Sampai kapan akan berdiam diri seperti ini

Masing-masing hanya menunggu

Menanti salah satu mengalah


Biarkan ini berjalan seperti apa adanya

Sampai salah satu akan mengalah

Atau sampai salah satu bosan

Dan berani untuk mengakhiri


Akupun tak tau

Mengakhiri pertengkaran ini

Atau mengakhiri Hubumgan ini

Hanya waktu yang bisa menjawabnya......