Seperti yang telah disebutkan, masing-masing orang sebenarnya memiliki elemen kepribadian introvert maupun ekstrovert. Hanya saja, ada yang lebih mendominasi, sehingga introvert adalah seseorang yang lebih didominasi oleh elemen dari kepribadian introversion.
Lalu, bagaimana cara mengetahui atau mendiagnosis karakter tersebut? Ada beberapa tes kepribadian yang bisa diambil untuk mengukur elemen yang lebih dominan dalam diri seseorang. Beberapa di antaranya adalah:
Meski begitu, para ahli profesional lebih percaya bahwa seseorang memiliki kepribadian yang didominasi oleh introvert atau ekstrovert melalui observasi langsung pada masing-masing individu. Pasalnya, elemen-elemen kepribadian yang lebih menonjol dari diri seseorang biasanya sangat tergantung pada konteks.
Masalahnya, tes-tes kepribadian masih banyak yang belum mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan, tingkat stres, dan berbagai faktor lain yang dapat membantu hasil dari penilaian dalam tes kepribadian lebih akurat.
Mitos yang sering beredar mengenai kepribadian introvert
Kepribadian introvert dan ekstrovert sering kali menjadi topik pembicaraan yang hangat. Sayangnya, tidak jarang berbagai mitos beredar mengenai para introvert yang sebenarnya tidak terbukti, contohnya:
1. Para introvert susah menjadi pemimpin
Banyak yang menganggap bahwa orang dengan kepribadian introvert susah untuk menjadi seorang pemimpin. Padahal, hal ini tidak terbukti benar, karena sebuah penelitian yang dimuat pada Academy of Management pada tahun 2012 menyatakan bahwa introvert dan ekstrovert sama-sama bisa menjadi pemimpin yang baik.
Jika para ekstrovert bisa menjadi pemimpin yang baik dengan cara menggali potensi dari anggota tim yang lebih pasif. Sementara itu, para introvert bisa menjadi pemimpin yang baik dengan mendengarkan masukan dari setiap anggota tim untuk mendapatkan hasil terbaik.
Kemampuan sosial dan kepribadian introversion sebenarnya memang tidak saling berkaitan. Apalagi dalam hal kepemimpinan, karena seorang introvert bisa memberikan kontribusi terhadap kesuksesan dengan ketelitian dan keteraturan yang dimilikinya.
Ya, biasanya, para introvert memang cenderung lebih teliti dan teratur dalam melakukan penelitian, membaca, merencanakan sesuatu, dan pekerjaan lain yang memang membutuhkan konsentrasi dan ketenangan.
2. Kepribadian introvert bisa disembuhkan atau diubah
Seseorang yang memiliki kepribadian introvert sering kali dianggap memiliki gangguan mental, sehingga tidak sedikit yang menganggapnya sebagai hal yang negatif. Padahal, tidak ada yang salah dengan kepribadian ini.
Ya, introversion bukanlah sebuah gangguan mental atau penyakit. Introversion hanyalah sebuah tipe kepribadian yang bertolak belakang dari extroversion atau kepribadian ekstrovert. Hanya saja, orang dengan kepribadian ekstrovert seringnya tidak bisa memahami karakteristik para introvert.
Tak heran jika segala tindak-tanduk Anda sebagai seorang introvert mungkin sering disalahpahami. Hal ini bisa membuat para introvert mendapatkan kesulitan saat berada di sekolah maupun di tempat kerja. Pasalnya, tak jarang mereka dikritik agar lebih aktif, lebih banyak bicara, atau lebih sering bergaul dengan teman sebayanya.
Masalahnya, introvert tidak sama dengan pemalu atau antisosial. Orang dengan kepribadian ini oversensitif terhadap dopamine. Artinya, saat terlalu banyak menerima rangsangan dari luar, seperti bersosialisasi dengan banyak orang dalam waktu bersamaan, energi fisik dan mentalnya akan terkuras.
3. Orang introvert adalah orang yang sombong dan antisosial
Ini adalah pernyataan yang tidak benar. Perlu Anda ketahui bahwa orang introvert tidak merasa harus berbicara jika memang tidak perlu. Terkadang, orang dengan kepribadian ini lebih suka memerhatikan orang-orang di sekitarnya atau tenggelam dalam pikirannya sendiri.
Hanya saja, orang lain yang tidak paham dengan kepribadian introversion mengartikan sikap tersebut sebagai sikap yang sombong. Padahal, menurut orang introvert, aksi observasi dan memperhatikan orang-orang ini adalah hal yang menyenangkan.
Orang introvert cenderung memilih untuk berinteraksi tatap muka dengan satu orang saja di satu waktu. Bukannya sombong atau dingin, introvert pada umumnya menyukai orang lain, tapi lebih menghargai waktu kebersamaan, dan mementingkan kualitas daripada kuantitas hubungan.
Bagaimana cara menghadapi kepribadian tipe ini?
Jika mengenal seseorang dengan kepribadian ini, Anda mungkin kebingungan bagaimana cara bersikap atau menanggapi agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. Jangan khawatir, ada beberapa tips yang bisa Anda coba untuk berinteraksi dengan para introvert, seperti berikut ini.
1. Pahami apa yang dimaksud dengan introversion
Hal pertama yang bisa Anda lakukan adalah memahami lebih dalam mengenai tipe kepribadian ini. Dengan begini, Anda bisa mengetahui kemungkinan yang dapat terjadi, termasuk tantangan yang mungkin muncul di kemudian hari saat harus berinteraksi dengan orang dengan kepribadian introversion.
Masalahnya, jika tidak memahami bagaimana orang dengan kepribadian ini bersikap, menjalani hari-harinya, dan kebiasaan-kebiasaan apa yang mungkin ia lakukan, Anda mungkin mengira orang tersebut mengalami depresi.
Padahal, ini hanya karakter dari kepribadian dan cara memahaminya saja yang berbeda. Oleh sebab itu, Anda jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan. Yang perlu Anda pahami adalah introversion merupakan suatu tipe kepribadian dan bukan sebuah penyakit yang perlu perhatian khusus.
2. Jangan paksa untuk mengubah kepribadiannya
Karena sering disalahartikan sebagai pemalu dan penyendiri, orang introvert terkadang dianggap sebagai orang yang memiliki masalah dengan kesehatan mentalnya. Jika orang dengan kepribadian ini memilih untuk menyendiri di kamar atau lebih asik sendiri dengan hal yang sedang ia lakukan, biarkan ia untuk melakukan hal tersebut.
Mengapa demikian? Pasalnya, orang dengan kepribadian ini justru merasa paling nyaman dengan dirinya saat bisa melakukan berbagai kesibukannya sendiri. Jangan lupa, orang introvert butuh waktu sendiri untuk mencerna kejadian-kejadian baru yang dialaminya.
Hindari juga memaksa orang yang memiliki kepribadian introversion untuk mengubah kepribadian dengan bersosialisasi, terutama jika berada di lingkungan baru. Biarkan ia mengamati dulu sejenak sebelum ikut bergabung dan berinteraksi dengan orang baru.
3. Bantu orang dengan kepribadian ini merasa nyaman
Jika Anda memiliki anggota keluarga dengan kepribadian introversion atau dekat dengan orang yang memiliki kepribadian ini, cobalah untuk membantunya merasa lebih nyaman. Sebagai contoh, jika membagi tugas di rumah, berikanlah ia tugas yang membuatnya bisa bekerja secara individu, seperti mencuci piring atau memotong rumput.
Selain itu, meski orang dengan kepribadian ini bukan berarti tidak suka bersosialisasi, tapi mereka memang lebih mudah lelah jika harus berinteraksi dengan banyak orang. Maka itu, berikanlah ia waktu beristirahat dan menyendiri di kamar jika Anda tahu bahwa ia baru “menghabiskan” energinya dalam kegiatan sosial.
Beri ia ruang dan waktu untuk mengisi ulang energi dalam kesendiriannya. Dengan memahami kebutuhan dan kondisinya, orang introvert akan lebih merasa dihargai dan dimengerti.
Sumber : https://hellosehat.com/mental/introvert/